Kamis, 05 Januari 2012

Tebe Plumbing dan Instrumentasi Perencanaan Perpipaan Air Bersih 3


 
·      Perhitungan Tenaga Pompa
1.    Kapasitas Pompa
Kebutuhan air rata-rata= 0,0011 m3/dtk = 11 x 10-4 m3/dtk
     
     V       =  = = =  
= 0,369 m/dtk
2.    Daya yang dibutuhkan pompa
dimana :
γ       = berat air per satuan volume (kgf/l)
Q      = kapasitas pemompaan (m3/menit)
H      = head total pompa (m)
Pw    = daya air (kilowatt)
P       = daya poros pompa (kilowatt)
ηp     = efisiensi pompa (%)
       
Pw = 0.163 x Q x H x γ
        = 0.163 x 11 . 10-4 x 60 x 16,358 x 0.9982
        = 0,1757 kW

3.    Daya Poros Pompa
BAB IV
ALTERNATIF PEMILIHAN PIPA DAN OPERASI SISTEM

4.1     Alternatif Pemilihan Pipa
                 Pemilihan jenis pipa yang baik akan mendukung sistem plambing yang baik pula. Pemilihan jenis pipa harus disesuaikan dengan maksud penggunaan pipa tersebut dan kondisi setempat. Persyaratan untuk jenis pipa yang baik antara lain adalah :
a.    Bentuk dan permukaan dalam pipa harus halus, untuk kelancaran aliran pipa
b.    Harus memiliki ketahanan terhadap karat, korosi, dan tidak bereaksi dengan zat yang terkandung dalam air buangan.
c.    Ketahanan terhadap tekanan kerja tertentu (minimal 3,5 kg/cm2)
d.   Memiliki kekuatan mekanik yang baik, kemudahan dalam pemasangan dan persedian pipa yang banyak atau dapat mencukupi.
e.    Harus tahan terhadap tekanan kerja tertentu, minimal 7,5 kg/cm2 untuk pipa air bersih dan 3,5 kg/m2 untuk pipa air buangan.
f.     Sambungan tegak air kotor atau buangan dengan saluran pembuangan gedung harus diperhatikan, yaitu bila dua atau lebih pipa tegak air buangan mengalirkan ke saluran pembuangan gedung atau cabang utamanya, penyambungan harus pada bagian atas, yaitu bagian pipa yang terisi udara dari saluran pembuangan gedung datar atau cabang utamanya.
g.    Penyambungan pada bagian datar harus memenuhi criteria yaitu ujung bawah pipa tegak vent harus disambungkan pada saluran pembuangan gedung dengan seluruh luas penampangnya sama dengan bagian atasnya. Pipa tegak vent dapat disambungkan pada pipa tegak air buangan pada pada atau dibawah bagian penyambungan terbawah saluran pembuangan ke pipa tegak air kotor atau air buangan.
h.    Penyambungan pada bagian atas harus memenuhi kriteria yaitu pipa tegak vent harus menjulang ke atas dengan ukuran tetap sampai pada ketinggian sekurang-kurangnya 30 cm di bawah atap disambungkan pada perpanjangan pipa vent tunggal yang menembus atap. Pada vent menyambung atau pada bagian vent pipa tegak dan pipa tegak air buangan sekurang-kurangnya 15 cm di atas taraf banjir alat plambing tertinggi yang menyalurkan buangannya ke pipa tegak air buangan tersebut.
Jenis-jenis pipa berdasarkan material pembentuknya adalah sebagai berikut :
1.    Pipa PVC kelas 1
Keuntungan dari pipa PVC antara lain adalah harga relatif murah, tahan terhadap korosi, mudah diperoleh, ekonomis, mudah disambung dan dipotong, dan ringan serta kedap air. Kerugian dari pipa PVC adalah tidak tahan terhadap gaya yang besar dan mudah pecah, tidak tahan panas, dan dapat terjadi vibrasi.
Cara penyambungannya adalah dengan memotong pipa yang akan disambung, meratakan potongan, memberikan perekat pada kedua ujung dan menyambung pada posisi yang tepat.
2.    Galvanized Steel Pipe
Keuntungan memakai pipa ini adalah tahan terhadap korosi dan tidak mudah pecah, dan kerugiannya harganya relatif mahal. Cara penyambungannya yaitu memotong pipa yang akan disambung, melebarkan pipa,membuat drat dan melumasi pipa dan memberikan alat perekat.
3.    Cast Iron Pipe
Keuntungan dari pipa ini adalah  tidak mudah bocor, kedap air, kuat dan tahan karat, mudah disambung dan dipotong, serta tidak menimbulkan vibrasi. Kerugiannya adalah mahal dan kemampuan merenggang kecil.
Cara penyambungan pipa dimulai dengan memotong pipa, membersihkan dan mengeringkan ujung-ujungnya, memadatkan sabut pada sambungan, menuangkan timah hitam pada sambungan, meratakan caran timah yang meleleh. 
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, jenis pipa yang  dipilih  untuk menyalurkan air bersih maupun air buangan dalam bangunan perkantoran ini adalah pipa Galvanized Steel Pipe. Beberapa kelebihandan kekurangannya telah disebutkan di atas.

4.2     Pemeriksaan dan Pengujian Sistem
Yang dimaksud pemeriksaan disini adalah pemeriksaan terhadap kelakuan, fungsi, dan kontruksi seluruh sistem, alat plambing, mesin-mesin, dan perlengkapan lainnya, apakah telah memenuhi persyaratan yang berlaku dan sesuai dengan yang direncanakan. Terdapat 3 jenis pemeriksaan yang perlu dilakukan:
·         Pemeriksaan sebagian-sebagian
·         Pemeriksaan setelah selesai pemasangan
·         Pemeriksaan ulang
Sedangkan pengujian dilakukan atas masing-masing jenis alat, pengujian atas berbagai bagian sistem plambing, dan pengujian atas fungsi dan kelakuan dari seluruh sistem setelah selesai pemasangan. Pemeriksaan atau pengujian pada sistem ini perlu dilakukan untuk mencegah kebocoran dan menjamin sistem tetap berjalan dengan baik.
Pemeriksaaan dan pengujian harus dilakukan baik terhadap sistem penyediaan air bersih maupun sistem penyaluran air buangan. Pengujian dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap sistem penyediaan air minum meliputi:
·      Pemeriksaan tekanan uji
Harus diperiksa apakah tekanan uji akan sampai ke semua bagian dari sistem plambing, dengan membuka semua tutup sementara (yang biasanya dipasang pada waktu pelaksanaan untuk mencegah masuknya kotoran kedalam sistem). Bagian dari sistem plambing yang akan diuji harus dapat dipisahkan dengan katup dari seluruh instalansi. Air untuk menguji tekanan harus dimasukkan perlahan-lahan dengan menggunakan pompa khusus untuk pengujian tekanan.


·      Pengujian tekanan
Pompa penguji tekanan disambungkan pada bagian sistem yang akan diuji dan setelah diberikan tekanan dalam pipa, periksa adanya kebocoran terutama pada sambungan-sambungan. Untuk sistem yang disambungkan langsung dengan jaringan distribusi air minum kota tekanan air ini adalah sebesar 17,5 kg/cm2 atau lebih, pada bagian terendah dari sistem tersebut. Untuk sistem plumbing pada bagian tangki bawah atap, tekanan uji tidak boleh kurang dari dua kali tekanan pompa yang dinyatakan dalam spesifikasi perencanaan sistem plambing, tekanan uji tidak boleh kurang dari 17,5 kg/cm2.
Setelah tekanan dalam pipa yang diuji mencapai nilai tekanan uji tersebut di atas, tanpa menambah tekanan dengan pompa penguji lagi, tekanan dalam pipa harus tetap selama minimum 60 menit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pipa tidak ada bagian yang bocor. Kalau alat plambing sudah terpasang, waktu uji minimum 2 menit.
·      Pengujian tangki
Setelah selesai dipasang, tangki harus dibersihkan dan kemudian diisi dengan air untk memeriksa adanya kebocoran. Tangki harus tidak menunjukkan gejala kebocoran sekurang-kurangnya 24 jam.
·      Pengujian dengan aliran
Untuk setiap alat plambing, harus diuji apakah air yang keluar atau dialirkan sesuai dengan yang direncanakan, dan diperiksa jika ada kekurangannya.
Selain pemeriksaan terhadap air bersih, juga diperlukan pemeriksaan terhadap sistem pipa pembuangan dan vent. Pemeriksaan perlu dilakukan untuk menjamin bahwa sisitem yang dipasanng dapat berfungsi dengan baik dan mencegah timbulnya pencemaran akibat kebocoran. Tahapan pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah:


·      Pengujian dengan pengisian air
Semua lubang keluar pipa harus ditutup untuk menguji keseluruhan sistem, kecuali lubang yang letaknya paling tinggi. Kemudian seluruh pipa tersebut diisi air sampai meluap. Tekanan uji minimal 3 m kolom air (10 kaki) pada setiap tempat dan harus tetap selama minimum 30 menit. Bila ternyata tekanan berkurang dalam jangka waktu tersebut, berarti ada bagian dari sistem yang mengalami kebocoran.
·      Pengujian dengan tekanan air
Pada pompa penguras pipa keluar diisi dengan tekanan yang besarnya 2 kali tekanan keluar pompa yaitu tekanan pada sisi keluar pompa yang dinyatakan dalam dokumen spesigikasi perancangan. Tekanan uji harus tetap standar selama minimum 3 menit.
·      Pengujian dengan udara kempa
Pengujian dilakukan dengan menyambung sebuah komrpresor pada salah satu ujung pipa, kemudian lubang-lubang lainnya dalam sistem tertutup dan udara kempa dialirkan sebesar 0,35 kg/cm2 (relatif) dan harus tetap selama minimum 15 menit.
·      Pengujian dengan asap
Ujung bawah pipa dihubungkan dengan alat pembuat asap sampai penuh dengan asap dan keluar dari ujung atas stack dan lubang terujung ditutup dengan tekanan 25 mm kolom air selama 15 menit sebelum pengamatan dimulai.
·      Pengujian dengan peppermint
Setiap 5 m pipa tegak diperlukan sebanyak 50 gram minyak peppermint yang dilarutkan dalam 4 liter air panas. Semua trap harus terisi air. Masukkan larutan melalui lubang tertinggi dan ditutup dengan tekanan 25 mm kolom air selama 15 menit.
·      Pengujian dengan aliran air
Setiap alat plambing harus diuji dengan mengalirkannya kedalam jumlah air yang dalam penggunaan normal akan terjadi. Pemeriksaan dilakukan atas kemungkinan adanya kebocoran, aliran pembuangan yang kurang lancar, dll.

4.3     Pemeliharaan Sistem Plambing
Pemeliharaan sistem plambing meliputi pemeliharaan dan pemeriksaan terhadap:
·      Pipa vent
Lubang pada pipa vent harus diperiksa secara berkala dan dijaga agar selalu terbuka, bebas dari kotoran, serangga, dll. Slah satu cara untuk membersihkan pipa vent adalah dengan memasukkan air dari lubang paling tinggi kepipa tersebut.
·      Penggantung dan penumpu pipa
Penggantung dan penumpu pipa dimaksudkan untuk menanggung berat pipa, pembungkus, getaran atau tumbukan. Oleh karena itu penggantung pipa harus sesuai dengan tempat dan letak pipa, bahan, jarak antaranya agar pipa tdak retak atau patah pada saat memuai dan mengkerut.
·      Pipa buangan
Air buangan harus dikeluarkan secepat mungkin. Untuk menjaga hal ini, pemeriksaan dan pembersihan perlu dilakukan setiap hari. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
·      Terhadap bahan/benda yang dapat menyumbat aliran
·      Terhadap air kotor
·      Kemiringan pipa
·      Lokasi harus diketahui
Melalui lubang pembersih dimasukkan sepotong kawat guns untuk membuang kotoran yang tertinggal didalam pipa. Penggunaan bahan kimia harus dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan akibatnya terhadap pipa dan perlengkapannya.


4.4     Pemeliharaan Peralatan Plambing
Pemeliharaan alat plambing harus dilakukan terhadap semua alat plambing yang digunakan, yaitu:
a.    Water Closet (WC)
·         Agar fungsi WC dapat terpelihara dengan baik, maka harus disediakan tempat sampah yang tertutup didekatnya untuk menjaga agar tidak ada benda yang masuk kloset, kecuali kertas khusus yang dapat hancur didalam air.
·         Segera memperbaiki kerusakan yang timbul.
·         Dengan memasang papan peringatan tidak boleh masu kloset kecuali kertas khusus.
b.    Perlengkapan alat plambing
·         Perangkap pipa biasanya dipergunakan pada bak cuci tangan, dan bak cuci lainnya. Pemeriksaan dilakukan dengan melepas bagian bawah perangkap dari alat plambing dan membuang segala macam kotoran. Packing pada saat pemasangan harus diperhatikan.
·         Floor drain, pembersihan harus dilakukan sesering mungkin karena biasanya sempit di bagian aliran air kotor.
·         Interceptor, untuk menangkap minyak, lemak, pasir, dan lain-lain maka perangkap harus dibersihkan secara teratur.
c.    Keran air dan lavatory
·         Pemeriksaan packing perlu diganti 2-3 tahun sekali karena cepat aus.
·         Pembersihan saringan
·         Pemeriksaan pemasangan
·         Pemeriksaan terhadap kebocoran dan karat
d.   Urinal
·           Tidak membuang kotoran lain ke dalamnya.
·           Penggelontoran harus sering dilakukan an dalam jumlah yang banyak
·           Bila perangkap tersumbat, harus dibuka dan dibersihkan secara terpisah.
4.5     Cara Pemasangan Alat Plambing
a.    Lavatory
Lavatory biasanya dipasang pada tempat-tempat nyaman, di pojok dinding, atau pada salah satu bagian ruangan. Jika tempatnya pada bagian dari toilet, maka ventilasi harus terjaga. Bagian teratas lavatory ditempatkan kira-kira 30 inchi di atas lantai.
b.    Urinal
Perletakkan mengkuk dari urinal tidak boleh lebih dari 20-25 inchi dari lantai.
c.    Water kloset
Perletakkan WC menempel pada lantai, jarak antara bagian bawah WC dengan dinding yaitu sekitar 0,5-1 meter

 

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan plumbing dalam sistem air bersih pada suatu bangunan dengan tipe Office Buildings yaitu:
1.      Alat plumbing yang digunakan pada perencanaan sistem air bersih pada bangunan gedung perkumpulan yaitu: water closet, urinal, dan lavatory.
2.      Bangunan pada perencanaan ini bertipe bangunan gedung perkumpulan berlantai 3 dengan kapasitas pengunjung keseluruhan sebanyak 760 karyawan.
3.      Besar kebutuhan air berdasarkan standar pemakaian air rata-rata perorang perhari bangunan gedung perkantoran di Indonesia adalah 100 liter/hari/orang yang biasa digunakan selama 8 jam.
4.      Jumlah kebutuhan air untuk 3 lantai yaitu 2.160 m3/hari dan berdasarkan jenis dan alat plumbing sebesar 2171,8 liter/jam.

5.2 Saran
            Perencanaan plumbing sistem air bersih ini, dapat juga digunakan untuk pembangunan perkantoran. Terutama perkantoran berlantai 3.

DAFTAR PUSTAKA
Harold E. Babbit. Plumbing. Mc. Graw Hill Book. New York.
Soufyan, M. 1987. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. PT. Pradynya Paramita, Jakarta
Nurbambang, Soufyan M. & Takeo Morimura.  1993. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing Cetakan Kedelapan.  PT Pradnya Paramita, Jakarta.